Visitor My Blog

[FF] Death Glare

ff gaje dateng lagi
ada yang kangen??
heheheh, yang satu ini bagi gue bener2 gaje
sorry.. sorry... kalo gak suka, gak usah baca aje..
hehehe.. gak maksa kok

oke..  NO BASH...
thank you

capcuss....

==================================


Tittle : Death Glare
Author : Risdaa
Cast : Kim Jongin, Do Kyungsoo
Support Cast : Baekhyun, other.
Genre : Friendship, Horror (?), terserah reader…


Death Glare

If you love your eyes

and

If you love your soul

Don’t see my death glare

All Kyungsoo POV

Sekolahku terletak di daerah Neulbom Garden. Neulbom Garden itu dulu bekas restoran, namun Neulbom Garden ditinggalkan pemiliknya karena pemilik dan para karyawannya merasakan hal aneh di dalam Neulbom Garden. Yeah, mungkin hal aneh itu juga dirasakan oleh murid-murid di sekolahku. Terbukti, setiap minggunya, sekolahku pasti gempar. Gempar karena berita ada seorang murid jatuh sakit karena kecelakaan atau apapun. Rumor, mereka sakit karena melihat death glare dimimpinya. Impossible, you know? I don’t believe it.

“Kyungsoo”

Langkahku terhenti karena kulihat seorang namja mungil berlari terengah-engah kearahku. Aku tau, pasti dia akan mulai menggosip tentang berita hari ini yaitu seorang siswa wanita jatuh sakit dengan luka dimatanya dan kemungkinan akan mengalami kebutaan seumur hidup, puufft.

“apa kau tau?”

yeah, aku tau. Kau pasti mau menggosipkan berita hari ini kan?”

“tidak, ciih.. sok tau kau..”

“lalu? kalau bukan itu apa?”

“nanti akan ada murid baru”

“murid baru? Lalu? kenapa? Biarkan saja, itu juga tidak sangat penting” aku meneruskan langkahku menuju kelas, yeah inilah aku, aku adalah Kyungsoo yang cuek dengan sekitar dan  selalu bersikap dingin pada semua orang.

huufft, ada hal menarik denga murid baru ini”

“apa?”

“dia sangat dingin melebihi kau”

“itu?” aku manatapnya malas. Dia hanya mengangguk.

puufft… Cuma itu? Sudahlah, kau selalu berkata yang tidak penting”

“yak? Dasar Kyungsoo menyebalkan!!”


******

Sosok yang sangat dingin, beraura menyeramkan, dan dengan expresi yang selalu datar. Jongin –sosok itu-, benar-benar dingin melebihi aku seperti yang dikatakan oleh Baekhyun.

“Ssst”

“eum?”

“benarkan yang aku bilang, lihatlah.. wajahnya sama sekali tak berexpresi”

yeah..

Deg

Eeh? Dia menatap kearahku?

“Kyung? Kau kenapa?”

“Ah? Emm.. tidak..”

Aneh, tatapannya begitu tajam untukku. Tatapan mengerikan, dan mungkin lebih mengerikan dari death glare yang orang-orang maksud.


******

Sial, karena hari ini Baekhyun ada janji dengan seseorang, akhirnya aku pulang sendiri dan lebih sialnya lagi aku tak mendapat tumpangan, uangku habis, dan akhirnya aku jalan kaki menuju kerumahku. Dan lebih dari lebih sialnya lagi, rumahku agak jauh dari sekolah. Awan hitam sudah menyelimuti sore ini, sudah kutebak, pasti akan turun hujan.

“butuh tumpangan?”

Deg

Langkahku terhenti karena tiba-tiba ada orang yang menepuk pundakku. Aneh, bukankah tadi jalanan sangat sepi? Hanya ada aku saja? Lalu siapa orang yang menepuk  bahuku ini?

“s..siapa kau?” aku pun memberanikan diiri menanyainya tanpa membalikkan badanku.

Yang ada dalam bayanganku, orang yang menepukku itu adalah Zombie dengan pakaian kusut, wajah berlumuran darah, dan wajahnya sudah menyerupai sebagian tengkorak. Eeh? Ini adalah aku yang sebenarnya yaitu penakut.

“jangan takut, aku Jongin..”

“eeh?” aku pun membalikkan badanku.

“Jongin? K..kau mengikutiku? Bukannya tadi jalanan sepi? Untuk apa kau disini?”

huufft…. Rumahku searah denganmu, kau yang melamun, jalanan begitu ramai.. apa kau tak melihatnya???”

Aku menatapnya heran, jelas-jelas jalanan sore itu sangat sepi. Bahkan mungkin disitu hanya ada aku dan dia saja?

“Jongin?”

“eum?” dia kembali menatapku. Tatapan itu lagi, tatapan mengerikan. Mataku pun langsung kupejamkan.

“eeh? Kenapa kau memejamkan matamu?”

“emm, matamu sangat mengerikan Jongin” ujarku pelan. Dan berharap dia tak mendengarnya.

“mengerikan?”

“Oe? Kau mendengarnya?” aku masih memejamkan mataku.

“kau berkata sangat keras, bodoh!!”

“hei? Aneh? Tadi dia bilang, jalanan ini sangat ramai, padahal suasana sangat sepi? Lalu, dia bilang aku berkata sangat keras, padahal aku berbisik? Siapa dia sebenarnya?” batinku heran.

“aku mendengar apa yang kau katakana dalam hatimu… bahkan hati kecilmu berkata, akupun bisa mendengarnya” dia mengayunkan sepedanya pergi meninggalkanku.

“dasar orang aneh” gerutuku saat melihat dia sudah pergi.

Wusssshhhh………

Aku mendengarnya, Kyungsoo.


******

Hari perpisahanku dengan Baekhyun. Dia memutuskan akan pulang ke Perancis bersama orang tuanya. Walaupun dia sangat bawel dan suka menggosip, tapi aku pasti akan merindukannya. Karena dia adalah satu-satunya orang yang tidak takut denganku. Bahkan dia malah selalu mencerewetiku saat aku dingin padanya, itulah yang membuatku sangat menyayanginya.

“jagalah dirimu baik-baik, Kyung… aku pasti merindukanmu” dia memelukku.

“jaga baik-baik juga dirimu disana, jangan lupakan aku jika nanti kau mendapat teman baru…”

“tak akan…”

“Baekki, come on, Son… pesawat kita akan segera take off…”

“okey Mom…”. “Kyungsoo, aku akan selalu merindukanmu”

“aku tidak”

“eeh? Kyungsoo!!!!” aku tertawa sambil mengacak-acak rambut depan namja mungil sahabatku ini.

“aku akan sangat dan sangat merindukanmu, Baekki”

Setelah hilangnya Baekhyun dan keluarganya, aku berniat untuk pulang dan istirahat dirumah. Tapi, entah mengapa kakiku malah berayun menuju ke Taman biasa aku dan Baekhyun mengobrol bersama.

Deg

“Jongin? Sedang apa kau disini?”

“hei?? Kau sendiri sedang apa disini?”

“aku bertanya padamu, kau malah menanyaiku”

“apa salahnya bertanya balik?”

“ternyata kau lebih menyebalkan daripada aku”

“akhirnya kau menyadari kalau dirimu itu menyebalkan”

“Oe?” kata-katanya datar dan bagiku itu sangat menghinaku.

“apa kau tau?”

“apa?” jawabku datar, aku masih kesal dengannya.

“yang kau rasakan itu adalah yang dirasakan oleh orang disekitarmu”

“maksudmu?”

“ah, sudahlah. Lupakan”

Aku mendengus kesal, kenapa bisa? Aku bertemu dengan namja menyebalkan seperti dia?

“itu takdir” ujarnya sedikit melirikku.

“eh? Hmm….” -__-

“Kyungsoo”

“darimana kau tau namaku? Bahkan aku pun tak pernah memberitahumu siapa namaku?”

“itu tidak penting, apa kau pernah bermimpi tentang death glare?”

“tidak”

“apa kau percaya kalau teman-temanmu yang buta itu berawal dari mimpi mereka?”

“tidak”

“kau harus percaya”

“kenapa aku mempercayai gossip itu? Ternyata kau sama saja dengan Baekhyun yang suka menggosip!”

“itu bukan gossip, tapi nyata”

“memang, ini sangat aneh. Tak angin tak ada hujan, satu persatu mereka jatuh sakit dan itu rutin setiap minggu, tapi anehnya, sakitnya itu selalu oada bagian mata dan berakhir kebutaan. Bahkan ada juga yang meninggal.. sangat impossible..”

not impossible, karena sakit itu berawal dari mimpi mereka. Mimpi death glare.. kau tau apa itu death glare?” dia menatapku lagi. Yak!! Tatapannya sangat tajam, aku langsung mengalihkan pandanganku.

“silau kematian?”

“itu arti katanya, bukan makna kata itu..”

Aku mengangkat pundak. “memangnya apa?” hawa penasaranku datang menghantuiku.

“ah, sudahlah. Lupakan.”

yak? kau tau? Aku benci orang yang suka membuatku penasaran!!”

“aku juga”

“dan aku membencimu”

“Oe? Kenapa?”

“karena kau selalu saja membuatku penasaran” aku bangkit dari dudukku dan melangkah pergi meninggalkannya.

“Kyungsoo!!!! Jangan pernah sekali-kali kau menanyakan apa itu death glare!!!!” dia berteriak padaku tapi aku tak menghiraukannya.

“Kyungsoo!!! Kau mengerti????”


******

Aku merebahkan tubuhku diranjang kamarku. Mengirup nafas dalam-dalam dan kuhela pelan. Aku teringat pada death glare, terbesit dibenakku untuk mengetahui lebih lanjut apa itu death glare seperti yang dikatakan oleh orang-orang.

“death glare? Seperti apa death glare itu?”

Perlahan katup mataku mulai berat dan perlahan mulai menutup, itu tandanya aku akan menuju ke alam bawah sadarku.

“apa aku sudah dialam mimpi?” aku melihat kesekitarku, eeh? Ini kan kamarku? Tapi, sedikit berbeda. Suasana terlihat sangat gelap.

Death Glare

If you love your eyes

and

If you love your soul

Don’t see my death glare


“apa kau ingin melihat death glare?”

Deg

Deg

Tiba-tiba ada suara dari belakangku.

Tapi?

Suara siapa itu?

Aku tak berani membalikkan badanku, kakiku terasa kaku mungkin karena aku ada dialam mimpi, jadi walaupun aku teriak tak akan ada yang menolongku.

“look back”

“tidak…”

“LOOK BACK!!!!!” suara itu meninggi.

“tidak…”

“baiklah, aku yang akan memberitahumu, apa itu Silau kematian!!!!!”

Deg

Sriiiiing………………

Silau!!!!!!!!!!


******

Kubuka mataku perlahan. Gelap? Ah, mungkin lampu kamarku mati lagi. Aku bangkit dari ranjangku, mereba sekitarku, meraba tembok dan dapat, aku menemukan saklar lampuku.

Ckleeek.. ckleek…

Huuft.. benarkan. Lampuku mati lagi.

“Mom!!! Dad!!!!”

Tak ada jawaban, kemana mereka?

“Oh Son… Kyungsoo, kau masih sakit… kenapa jalan-jalan?”

Eeh? Sakit?

Aku meraba mataku, diperban?

“mataku kenapa, Mom?”

“kau sakit, kata dokter, retinamu melemah…. Dan kau….”

“aku buta?”

yeah…”

Ternyata benar kata Jongin. Ini semua berawal dari mimpi itu.

“Mom, tolong panggilkan Jongin kesini, ada yang ingin kubicarakan dengannya. Nomor ponselnya lihat saja
di ponselku.”

“tak usah repot-repot, aku sudah ada disini selama 5 hari, menunggu kau sadarkan diri..” suara itu, itu suara
Jongin.

“Jongin, nanti tolong kau ajak makan Kyungsoo”

“Baik Mom…”

“sejak kapan kau memanggil ibuku dengan sebutan Mom? Eum??”

“sejak kau tak sadarkan diri selama 5 hari, aku yang selalu membantu ibumu..”

“Oe?”

“katanya ada yang ingin kau bicarakan? Apa?”

“tidak jadi…”

yak? dasar menyebalkan..”

“lebih menyebalkan dirimu!!!”

Suasana hening sejenak, keheningan selalu membuatku sedih. Entah mengapa, aku benci keheningan.
Padahal aku sendiri, selalu bersikap hening pada teman-temanku.

“Jongin, apa kau masih disitu?”

“aku disini..” suaranya dari arah jendela.

“kau sedang apa?”

“tak ada”

“ini jam berapa? Apa ini sudah siang?”

“ini sudah siang”

“jam?”

“jam 06.35 am.”

“Oe? itu masih sangat pagi, Bodoh!!!”

“Oh? Aku kurang paham tentang jam, karena aku selalu melihat matahari itu…”

“Bodoh!!!! Aku tak bisa melihatnya!!”

“Oh, sorry.. aku lupa”

“apa aku akan mati?” tak ada jawaban,

Apa dia pergi?

“aku tidak pergi, aku masih disini. Emm, Kyung, sebenarnya ada cara untuk menyembuhkan teman-temanmu
dan dirimu sendiri.”

“apa itu? Cepat beritahu aku..”

“nanti malam saja, kau harus makan dulu..”

Yak!! Jongin!!! Kau selalu saja begitu!!!!”


******

Yak, aku sudah ada dialam bawah sadarku lagi. Huuffft, semoga saja aku tak bertemu dengan death glare mengerikan itu lagi.

“Kyungsoo”

Deg

Aku seperti mengenal suara itu.

“Jongin?”

eh? Kenapa aku bisa melihat? Bukankah aku buta?

“karena kau sedang ada dialam mimpi, Kyung! Makanya kau bisa melihat!!” mendengar kata Jongin aku hanya ber ‘oh’ ria.

“kemarilah!!” aku melangkah mendekati Jongin.

“kenapa kau bisa ada dimimpiku?”

“itu tidak penting”

“ayolah Jongin, kau selalu saja menyembunyikan dirimu yang sesungguhnya dariku..”

“Emm.. kau tak akan mempercayainya” aku mengacungkan kelingkingku.

“apa itu?” aku membuang nadasku kasar, kesal menghadapi makhluk seperti Jongin.

“ini artinya janji”

“Hmm, baiklah… aku adalah makhluk langit yang terlahir kembali hanya untuk menjagamu”

“Oe? makhluk langit? Terlahir kembali dan itu hanya untuk menjagaku? Apa itu sebabnya saat aku pertama bertemu denganmu, merasa kalau tatapanmu padaku sangat aneh?”

“Yak, kau benar” aku terdiam.

“Kyung, kau bisa bebas dari kebutaanmu itu. Tapi…..” dia menggantungkan kata-katanya, membuat jantungku berdegup sangat kencang, Oh!! Ini sangat mendebarkan, apalagi saat dia menatapku sangat tajam.

Gleeek… menelan ludah saja sangat susah saat melihat matanya.

“diantara kalian, harus ada yang mengorbankan jiwa”

Deg

Kata-katanya simple, tapi cara dia bicara yang membuatku jantungan.

“mengorbankan jiwa? Caranya?”

“lihatlah death glare itu sekali lagi, namun, sebelum kau melihatnya, katakana padanya kalau kau
mencintainya… and well, 1 jiwa akan menyelamatkan 1000 jiwa yang telah diambilnya”

“Oe? mencintainya? Jadi?”

“yeah, dia seorang yeoja. Yeoja yang meninggal karena sorotan perih sinar laser kematanya”

“bagiamana kau tau?”

“aku kan sudah bercerita denganmu, aku ini makhluk langit. Jadi aku tau semua yang ada di bumi, Bodoh!!!”

“apa kau sudah sepenuhnya menjadi manusia?” dia menggeleng.

“kalau aku sudah menjadi manusia sepenuhnya, aku tak akan bisa menghampiri mimpimu, lagipula, aku tidak bisa tidur.”

“Jongin, aku ingin menyelamatkan semua teman-temanku! Panggilkan dia”

“jangan!! Kau panggil sendiri saja, jangan ada aku, semua akan gagal”

“tapi Jong….. eh? Jongin? Kau dimana?”

Aku akan menyelamatkanmu, Kyungsoo. Lakukan apa yang ingin kau inginkan.


******

Malam ini, selamat tinggal dunia itulah kata terakhirku. Sebelumnya, untung saja aku sudah meminta maaf pada orang tuaku, termasuk Baekhyun, dia tak tau aku disini sudah buta hanya karena death glare. Aku tidak mau dia marah padaku karena aku sudah melanggar janjiku untuk baik-baik disini.

Deg

Deg

Deg

“aku ingin melihat sebuah death glare” jujur, walaupun aku agak gugup, tapi aku yakin. Teman-temanku bisa selamat dari kebutaan konyol ini.

“apa kau ingin melihat death glare?”

“yeah”

“berbaliklah.. look back”

“sebelum aku membalikkan badanku, ada yang ingin kusampaikan padamu”

“sampaikanlah” suara itu benar-benar mengerikan untuk kudengar.

“aku… aku mencintaimu…”


******

“Kyungsoo…”

Kubuka mataku, dunia masih agak buram. Bukan, bukan dunia? Aku kan sudah mati?

“Kyungsoo…”

Tapi, suara itu seperti suara ibuku? Apa dia? Tidak!! Apa dia ikut mati bersamaku?

“Kyungsoo? Akhirnya kau sadar juga…”

Aku membuka mataku, masih agak buram, lalu aku mengusap mataku. Aneh, apa surge itu seperti didalam kamarku? Kulihat ada ayah dan ibuku yang sudah ada disamping kanan kiri ranjangku.

“Mom? Dad? Apa aku sudah mati?”

“Mati? Kau hanya koma, Son… kau koma selama 3 hari..”

“Koma? Kata Jongin aku akan mati? Tapi? Kenapa aku masih hidup?”

Cahaya? Cahaya apalagi itu? Jangan bilang itu adalah cahaya death glare?

Tidak Kyung, ini aku Jongin…

“Jongin?”

“cukup berkata dalam hatimu, jangan sampai ayah dan ibumu tau aku disini.”

Ternyata cahaya itu adalah Jongin, tapi? Kenapa dia berubah menjadi cahaya? Bukankah dia sudah terlahir kembali dan menjadi setengah manusia?

“kau tau?”

“apa?”

“kau tau? kenapa kau bisa hidup lagi?”

“tidak”

“sesuai janjiku sendiri…”

“apa?”

.

.

“aku akan selalu menjagamu, dan aku rela kembali menjadi makhluk langit dan memberikan nyawa manusiaku padamu”


END

tuh kan,
gue bilang juga apa..
gaje banget kan? #banget

oke, 
tapi yang udah baca

RCL nya please...
sekedar ngehargain yang ngetik+mikir ff ini kek, yaah #kedip2

gomawo^