Visitor My Blog

[FF] Not Just a Dream


Oe..oe..!!!
admin risdaa comeback nih!!!
ada yang kangen? pasti kangen semua #muntah

bawa ff gaje lagi nih

happy reading!!

yang kagak mau baca, kagak baca juga kagak napah2 *mulai alay kata2nya*

:p

okey.. capcusss...

Tittle : Not Just a Dream
Author : Risdaa
Cast : Kim Jongin, Nam Kyung Ra
Support Cast : Do Kyungsoo
Genre : Romance, Friendship, suwer dah.. kalo masalah genre bingung. Terserah reader aja #plaak



Christmas is coming
We wish you a merry Christmas
jingle bells, jingle bells
Jingle all the way

Jongin POV

Dec 24, 2012. 23.30 pm.

Malam natal yang kutunggu, semua keluarga besarku sudah berkumpul dan saling berbagi kasih. Aku, Kim Jongin, dari keluarga Kim. Aku sangat menyukai malam natal, karena inilah saatnya aku berbagi kasih dengan seluruh keluarga besarku.

“Jongin..” aku melihat keluar, sosok namja bermata bulat melambaikan tangan kearahku.

Aku pun keluar menemui namja bermata bulat itu.

“Hei Kyungsoo, sedang apa kau disini? Apa kau tidak kedinginan, eum?” kedua tanganku kumasukkan kedalam saku jaket tebalku. Malam natal biasanya turun salju, dan yeah kali ini memang sedang turun salju. Jadi cuaca semakin dingin.

huuffft.. aku sangat kedinginan. Tapi….”

“tapi apa?”

“ah, sudahlah.. aku boleh kerumahmu tidak?”

“tentu saja boleh, Kajja.. sebentar lagi tepat jam 12 malam…”

Aku dan Kyungsoo –namja bermata bulat- ini memang bersahabat. Aku sangat dekat dengannya, setiap
Malam natal tak jarang aku menulis memo bersamanya.

“hei Jongin, nanti kau mau minta apa?” Kyungsoo menghentikan aktifitas menulisnya dan memandang
kearahku.

“emm… rahasia…” aku tersenyum jail padanya.

huufft.. dasar pelit..” dia menjulurkan lidahnya.

“kalau kau?”

“rahasia..”

“kau balas dendam ne??”

“tau saja kau…” dia tertawa evil seraya menatapku.

Teng…teng..teng…

Tepat pukul 00.00 pm.

“Jongin,  tepat 12 malam, kajja”

Aku dan Kyungsoo menunduk sambil bergumam dalam hati.

Tuhan, berilah kebahagiaan untukku dan seluruh orang yang kusayangi. Dan jadikanlah sebuah mimpi terindahku menjadi nyata.


******

Author POV

Sepasang mata namja berkulit tan itu kini terasa sangat berat untuk melihat, langkahnya gontai menuju kamarnya. Jongin –namja berkulit tan- menyampirkan jaket tebalnya ke sembarang tempat, dia merebahkan tubuhnya dan perlahan menutup kantung matanya yang sudah berat itu.

Cuiiit.. cuiitt.. cuuiitt..

Namja berkulit tan itu mengusap matanya, membentangkan kedua tangannya dan menghirup udara bebas yang masuk dari jendela kamarnya. Matanya mulai melebar, dilihatnya jam masih pukul 06.25 am, itu masih sangat pagi untuknya.

“Jongin-ah… kajja, katanya mau bersepeda pagi bersamaku?” Jongin melihat kebawah dan mendapatin seorang namja bermata bulat sedang melambaikan tangan kearahnya.

“Ah, Kyungsoo… aku lupa, tunggu sebentar ne…” Jongin langsung bergegas dan mengambil sepedanya.

“Eeeh? Mengapa tanganku terasa aneh memegang sepeda ini?” batinnya. “ah, sudahlah. Lupakan, kalau aku telat, bisa-bisa Kyungsoo menelanku mentah-mentah..”

Seperti kebiasaan mereka, bersepeda pagi saat hari libur Natal, lalu bergegas ke gereja bersama-sama. Suasana antara mereka tak pernah hening, pasti akan selalu ribut dan rewel disetiap menit bahkan detik.

“Kyung, sudah jam 8 lebih, Kajja.. sebaiknya kita bergegas ke Gereja.. nanti aku tunggu di pertigaan ne..”

Jongin dan Kyungsoo berpisah dipertigaan rumah mereka.

Rapi,

Wangi,

Dan

Tampan

Itulah yang ada dipikiran Jongin setiap kali memandangi dirinya sendiri di depan sebuah cermin. Senyum simpul menghiasi bibirnya membuatnya tambah semakin tampan, yeah.

“Jongin!!!! Kajja!!!!”

“ah, dasar Kyungsoo bawel..”


******

Acara di gereja pagi itu telah selesai, Jongin berniat mengajak Kyungsoo untuk jalan-jalan dulu sebelum pulang. Namun, Jongin mengurungkan niatnya saat melihat Kyungsoo ditarik paksa oleh kedua orang tuanya. Kyungsoo adalah anak tiri yang selalu mendapatkan perlakuan tak layak dari kedua orang tua tirinya itu, itu sebabnya saat malam natal, dia memilih untuk selalu datang ke rumah Jongin.

“kasihan Kyungsoo” ujar Jongin.

Bruuuk…..

“Ah, mianhae… mian…” sosok yeoja berponi pagar itu membungkukkan badannya beberapa kali kearah Jongin.

“emm, ne.. ini bukumu..” Jongin menyodorkan buku milik yeoja berponi pagar itu.

“gamsahamnida tuan..” yeoja itu sama sekali tak berani menatap kearah Jongin.

“Eeh? Tuan? Aku masih muda, jangan panggil aku tuan…” yeoja itupun memberanikan diri untuk menatap kearah Jongin.

Deg

Tampan sekali namja ini. Batinnya setelah mendapat senyuman manis dari Jongin.

“Hei???” Jongin mengibas-ibaskan tangan ke wajah yeoja itu.

“Ah? Emm.. Mi..mian ne.. aku tak sengaja menabrakmu”

“ne..” rona merah tampak dipipi Jongin.

“Hei? Kenapa pipimu merah? Kau mau memarahiku ne?” yeoja itu menunduk lagi.

“Yak? Merah? Omo!! Apa aku malu?” batin Jongin menutupi pipinya.

“Emm… ani.. aku hanya… ah, wajahku memang seperti ini…”

“Eeh? Wajah yang aneh..” gerutu yeoja itu.

“Emm, siapa namamu?” Jongin mengulurkan tangannya. Rona merah dipipinya masih dan tambah memerah.

“Nam Kyung Ra imnida”

“Kim Jongin imnida”

Deg

Sepasang mata itu merasa aneh dengan yeoja yang ada di depannya itu. Seperti tak pernah melihatnya diarea kompleknya.

“kau orang baru?”

“Emm, ne.. aku mau mau melanjutkan sekolahku di Seoul..”.

“Oh, kau mau kemaa? Biar kuantar..”

“aku hanya mau ke Sungai Han, saat di Jerman aku sangat ingin melihat Sungai Han..”

“kebetulan, aku juga mau kesana. Kajja”


******

Jongin POV

Tuhan, apa aku sedang bermimpi??

“hei Jongin, kenapa kau melamun???”

“Oe? Aku tidak melamun, aku hanya menikmati suasana Sungai Han..”

“apa kau asli orang Seoul?”

“ne”

“Jongin!!!!!” namja bermata bulat itu berlari kearahku. Eeh? Dia menangis?

Langkahku mendekatinya.

“k..kau kenapa menangis, Kyung?? Apa mereka menyakitimu lagi??” aku mengusap air matanya, entah
mengapa, aku merasa sakit jika sahabatku ini sedang menangis.

“dia siapa, Jongin?”

“ini sahabatku..”. “Kyungsoo, kenalkan ini Kyung Ra..” Kyungsoo menatap Kyung Ra sekilas.

“aku Kyungsoo, nama kita sama-sama Kyung..” terukir senyum simpul dibibir Kyungsoo. Matanya masih
terlihat sembab. Apa dia sudah menangis daritadi?

“Kyungsoo?” dia menunduk mengusap air matanya.

“Emm, Kyungsoo.. mengapa kau menangis?” Kyung Ra mengangkat wajah Kyungsoo.

“Emm… sudahlah, jangan dipikirkan, aku bawa makanan, ini aku sendiri yang memasak.. Kajja, kita makan bersama-sama..” aku heran, sejak kapan dia membawa makanan itu? Bukankah tadi dia tak membawa apa-apa?

“Jongin, Kajja…” Kyungsoo menarik tanganku.

“sejak kapan kau membawa makanan itu? Bukankah tadi kau tak membawa apa-apa?”

Kyungsoo dan Kyung Ra saling pandang, lalu mereka tertawa.

“kenapa kalian tertawa???” -__-

“sudahlah Jongin, itu tidak penting.”


******

Sunset di Sungai Han adalah hal favorite ku dan Kyungsoo. Sejak kecil kami adalah fans berat Sunset di Sungai Han. Biasanya aku menikmatinya hanya berdua dengan Kyungsoo, tapi sekarang bertiga dengan Kyung Ra.

Deg

Cantik

Rambutnya yang tergerai terkena angin sore, membuatnya terlihat begitu cantik

Tuhan, apa dia adalah malaikatmu yang jatuh karena sayapnya patah?

Aneh, aku seperti sangat dekat dengannya, padahal ini adalah pertemuan pertama. Wajahnya memang asing untukku, tapi jiwanya terasa sudah mengenalku lebih jauh.

Deg

Dia tersenyum padaku. Aku gelagapan mencari pemandangan lain. Eeh? Apa-apaan ini? Kenapa aku jadi salah tingkah? Huufftt,

Udara!!!! Aku butuh udara untuk bernafas!! Dadaku sesak!!!

“Jongin??? Kau kenapa?” Kyungsoo menepuk bahuku, mungkin dia aneh melihatku sedang gelagapan.

“Oooh, aku tau. Kau pasti salah tingkah kan??” bisik Kyungsoo.

Gleeek

Darimana dia tau?

“tentu saja aku tau, terlihat dari expresi wajahmu”

“Kalian sedang bisik-bisik apa sih??” Kyung Ra menatapku dan Kyungsoo aneh.

“tidak..”

“Jongin, Kyung Ra… aku permisi dulu ne, aku takut jika aku pulang malam, akan dimarahi oleh orang tuaku”

“aku juga akan pulang” Kyung Ra bangkit dari duduknya.

“Kajja kita pulang bersama… Eh? Kyung Ra, rumahmu dimana?”

“aku kost dirumah Imo ku”

“Oh, memangnya orang tuamu kemana? Kenapa kau kost?” wajah Kyungsoo terlihat sangat polos saat memberi pertanyaan itu.

“sudah meninggal”

“Oe? Kita sama lagi..”

“Hei, kenapa jadi dramatis seperti ini? Katanya mau pulang?”

“dasar Jongin!! Mengganggu suasana dramatis kita saja”


******

Sangat aneh..

Hari ini terlalu aneh untukku, waktu terasa sangat panjang. Aku baru saja mengenalnya, tapi serasa lidahku ingin mengatakan sebuah kata terindah yang tak pernah aku ucapkan. Kyungsoo sudah berbelok ke rumahnya. Kini tinggal aku dan Kyung Ra saja, rumahku memang sudah terlewat. Tapi aku berniat mengantarnya pulang sampai rumahnya, yeah karena dia seorang yeoja, aku kasihan melihatnya jalan sendiri. Apalagi ini sudah mulai malam.

“Jongin” langkahku ikut terhenti saat dia menghentikan langkahnya.

“ada apa?”

“apa kau tau?”

“apa?”

“aku mencintaimu”

Deg

Deg

Deg

Kyaa~ apa ini? Tuhan, kenapa hatiku berdetak menyakitkan, dadaku sesak, aku susah menghirup udara.

Greeeeb… dia memelukku.

“aku mencintaimu, Kim Jongin”

“b..bagaimana bisa? K..kau kan b..baru  bertemu denganku?”

“aku sudah sangat mengenalmu, karena aku…”

“aku juga mencintaimu, Kyung Ra”

Deg

Kenapa kata itu terlontar begitu saja dari mulutku?

“Jongin, jika kita berpisah nanti, jangan lupakan aku ne”

Aku melepas pelukannya, kutatap matanya dalam-dalam, tak ada kebohongan apapun disana. Detak jantungku semakin brutal, aku tak bisa mengontrolnya.

 “Don’t leave me, Kyung Ra”

Wajahku mendekatinya, serasa ingin memberi kecupan terindah pada yeoja yang sangat kucintai ini.

“JONGIN!!!!!!!! BANGUNLAH!!!!!!!!!!”

Suara siapa itu?

“KAU AKAN TELAT MASUK SEKOLAH!!!! JONGIN!!!!”

Deg

Jreeeetttttt……… buugggh…………..

Aww sial, suara eomma membuatku jatuh dari ranjang.. eeh? Ranjang?

Mataku membuka lebar? Eeh? Dikamar?

Jadi?

Tadi itu?

KYAAAAA~~ HANYA MIMPI????? JUST MY DREAM??????

“Eomma? kenapa membangunkanku???? Aku sedang bermimpi indah!!” aku menatap eomma yang sudah berkacak pinggang di depanku.

“lihatlah jam dindingmu” kulihat jam dindingku dengan malas.

“WHOAAA~~~~ aku akan terlambat masuk kelas!!!!!!!!!!!!!”


******

Fiiuuh… langkahku gontai menelusuri setiap lorong sekolahku ini.

“hei Kyungsoo”

“Jongin? Kenapa wajahmu terlihat sangat kusut?”

“tadi malam aku bermimpi, dan mimpi itu seperti nyata”

“lalu?”

“kita bersepeda bersama sebelum ke gereja..”

“itu tidak benar, sebelum ke gereja, aku sama sekali tak melihatmu”

“Oe? Lalu, kita bertemu dengan seorang yeoja…”

“siapa? Bahkan aku tak pernah berjalan-jalan bersamamu setelah ke gereja?”

“hmm… mimpi itu terlalu indah.. oh ya, apa orang tua tirimu masih memperlakukanmu seperti dulu? Tak
layak untuk seorang anak, eum?” aku memandangnya yang sibuk melihat jalan. Langkahnya terhenti. Lalu dia menggeleng cepat dan menatapku.

“di malam natal, aku meminta pada Tuhan. Agar mereka bisa menyayangiku sepenuh hati mereka, seperti mereka menyayangi anak kandungnya sendiri. Well, kau tau apa yang terjadi??”

Aku mengangkat pundakku.

“keajaiban dari Tuhan datang untukku.. ah, sudahlah.. aku ke perpus dulu ne..”

Tatapan malasku terlontar kearahnya, sahabat yang aneh itulah yang kupikirkan. Tapi, syukurlah, thank’s
for god, karena telah mengabulkan doa sahabat tersayangky itu.

Brruuukkk……

aku langsung mengambilkan buku orang yang kutabrak. Eeh? Seperti kenal dengan buku ini? Sekilas aku teringat mimpiku yang bertemu dengan sorang yeoja. Yeah, buku yang kupegang ini sama persis dengan buku yeoha yang ada dimimpiku tadi malam.

Siapa namanya? Kenapa aku lupa?

“Hai Jongin….”

Deg

Suara itu?

Aku mengenalnya…

Aku mengalihkan pandanganku ke orang itu, sosok yeoja manis berponi pagar tersenyum kearahku. Dia sangat ku kenal, memori otakku mulai mencari tau siapa dia. Yeah, dapat. Aku menemukan orang yang aku cari di memoriku.

Dan..

Aku tau..

Dia adalah…

.

.

.

. 

“Kyung Ra?????”

“Kita bertemu kembali..”

Apa mimpi itu jadi nyata?

“Jongin, it’s not just a dream”


END


Kyaaa~ hahahahaaa...
gaje banget dah..

jangan bosen2 yah baca ff gaje gue #kedip2

RCL nya dong

:))

gomawo #bungkukinbadan