Genre : Roman
Pemain Utama : Lonela, Refki, Refaldo
20 September 2012
Part 4
Tiba-tiba,
seorang suster masuk dengan buru-buru.
“Dok..
dokter, pasien Lonela… pasien Lonela kondisinya semakin kritis, dok…!!!”
“Apa…..???!!”
=::=
Terdengar
suara gitar dan suara merdu dari kamar Lonela. Tetesan air mata selalu meluncur
ke pipi orang-orang itu. Detik demi detik, menit berganti jam mereka menunggu
Lonela tersadar dari tidurnya. Sambil menunggu Lonela terbangun, Refki menulis
pesan terakhirnya untuk Lonela.
Tatapan
kosong Fal melihat Lonela terbaring dengan mata diperban. Dia sangat merasa
kehilangan.
“Gue
sayang sama loe, Lon.. please, jangan tinggalin kita..” serunya dalam hati.
“Surat
terakhir buat loe, I Love you..” Refki mencium kening Lonela.
“Fal,
gue titip surat ini buat Lonela, loe kasih ini kalau Lonela udah inget sama
gue… pesen gue, saat Lonela nanti sadar, kalian jangan ngingetin dia tentang
gue dulu. Biar dia inget gue sendiri.. Thank’s..” Refki memberikan surat itu ke
Fal.
“Loe
beneran mau donorin mata loe buat Lonela?” Nevada menyahut.
“Mas
Refki, apa Mas Refki dibolehin sama ayah dan ibunya mas?” tanya Bi Tum.
“Bi,
Refki ini sama seperti Lonela. Mama sama Papa sudah meninggal, dan Refki
tinggal sama Tante Refki.. Tante juga bilang sama Refki, kalau semua yang ada
dalam ataupun luar tubuh Refki itu adalah milik Refki, jadi, ini adalah hak Rekfi
untuk mendonorkan mata Refki untuk Lonela…”.
“Refki….
Gue salut sama loe.. makasih ya, loe udah mau donorin mata loe buat Lonela…”
Priscilla memegang tangan Refki.
“Thank’s
Ref…”.
=::=
Sunrise
yang indah, diwarnai dengan burung menari-nari, itu membuat Refki menjadi
tambah sedih karena dia takkan bisa lagi melihat burung itu bersama Lonela.
Namun dia akan sangat bahagia jika melihat Lonela bisa melihat indahnya dunia
dengan kedua matanya.
Detik
terakhir, dia pergunakan untuk menatap dan meneteskan air mata untuk Lonela,
karena dihari itu juga Lonela akan mendapat donor mata dari orang yang sangat
menyayanginya dan yang sangat dia sayangi.
Sebelum
memasuki ruang operasi, Priscilla, Nevada, Bi Tum, dan Fal mengucapkan ucapan
terakhir untuk Refki.
“Refki,
sekali lagi thank’s ya, loe udah mau donorin mata buat Lonela.. gue.. gue.. gue
salut sama loe, Ref.. you’re the best..” tetesan air mata tak bisa ditahan dari
mata Priscilla.
“Ref,
loe selalu ada dihati kita walaupun loe udah gak ada disamping kita, always and
forever…” pelukan terakhir dari Nevada.
“Fal,
gue minta… jaga Lonela, jangan sampe dia disakiti sama siapapun, gue percaya
sama loe, sayangi dia.. karena dia adalah kebahagiaan gue, gue akan nemenin dia
disetiap mimpinya dan gue akan selalu didalam hatinya.. thank’s for all,
Fal..”.
“Harusnya
gue aja, Ref… gue gak tau apa jadinya kalau Lonela tau loe udah gak ada
disisinya.. gue gak mau liat Lonela sedih….”.
“Ini
udah keputusan gue, dan gue gak mau batalin apa yang udah jadi keputusan gue,
sorry Fal.. good bye…”. “Dok, saya siap..”.
Melihat
Lonela terbaring disampingnya, itulah saat terakhir dia bisa menatap Lonela.
“I
love you, Lon… good bye, I’ll always in your heart, forever..”.
=::=
Embun
pagi dan udara dingin menemani tidur Lonela dengan mata diperban. Lonela
merasakan aura dingin dan kesedihan dalam hatinya. Dia merasa dangat dekat
dengan Prince Starnya.
Dengan
hati-hati dokter membuka perban Lonela. Deg-degan, was-was juga hadir dihati
Lonela dan kawan-kawannya.
“Duuh,
sebentar lagi Neng Nela udah bisa liat…” batin Bi Tum.
“Buka
mata, pelan-pelan namun pasti… ayo..” bombing dokter.
Lonelapun
mencoba untuk membuka matanya, dengan pelan-pelan dan rasa senang yang ingin
melihat indahnya dunia.
“Akhirnya,
gue bisa ngelihat indahnya dunia..”.
=::=
Detik-detik
itu pun akhirnya selesai saat Lonela success membuka matanya. Lalu dia menunjuk
seseorang. Ada seseorang berpakaian putih bersih dan bercahaya terang
melambaikan tangan kearah Lonela. Sosok yang sangat dekat denga Lonela,
tiba-tiba bayangan itu hilang dengan sekejap.
Nevada,
Priscilla, dan Fal menyembunyikan kejadian itu sesuai amanat Refki.
“Nevada…”
kata pertama yang keluar dari mulut Lonela, setelah membuka mata.
“Bukan..
gue Pricilla…”.
“Dia
sapa?” Lonela memandang Refaldo seakan Fal asing baginya.
“Dia
Fal..”.
“Emh,
kayaknya ada yang kurang.. sapa ya?” Lonela mencoba mengingat siapa saja yang
tak ada disampingnya saat itu.
“Duuh,
jangan inget dulu… please…” batin Nevada, Priscilla, dan Fal.
“Oh
ya… Bi Tum mana?”.
Hembusan
nafas kelegaan dari Fal, Nevada, dan Priscilla.
“Dia
tadi keluar bentar, beli obat buat loe..”.
=::=
Langkahan
pertama memasuki rumahnya, dia merasakan sambutan hangat dari orang tuanya.
Foto dinding Lonela bersama ayah dan ibunya selalu dipandangi oleh Lonela. Saat
itu pula, dia menetesakan air mata kerinduan.
“Ayah,
ibu.. sayang ya, Lonela gak bisa ngeliat asyiknya main gitar sambil nyanyi sama
ayah ibu…”.
Lalu
Lonela melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya yang bernuansa alami itu. Dia
duduk ditempat tidurnya dan mengambil gitar yang ada disampingnya. Dia
merasakan hal yang berbeda di hari itu, aura kesedihan menyelubungi Lonela. Dia
merasa kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi. Namun Lonela seakan-akan
amnesia dengan siapa seseorang itu. Sesaat Lonela melihat figura jatuh tertutup
sebuah buku. Dengan penasaran Lonela memandangi setengah foto dirinya.
“Lon…”
suara Priscilla menyadarkan lamunan Lonela.
“Priscilla?”.
=::=
Priscilla
selalu meneteskan air mata saat bercerita tentang keluarganya. Lonela juga tak
bisa menahan air matanya melihat sahabatnya itu menangis karena ayah dan ibunya
akan broken home. Lalu Lonela memeluk sahabatnya yang duduk disebelahnya itu.
Tiba-tiba
Nevada datang bersama Fal dengan pakaian serba hitam. Sekilas Lonela melihat
bayangan itu lagi. Yeah.. bayangan putih bersinar dengan sosok yang tidak asing
bagi Lonela.
“Dia
siapa?” spontan perasaan Lonela langsung melemas seperti kehilangan seseorang
yang sangat berarti dalam hidupnya.
“Siapa
Lon? Dia Nevada sama Fal..” sahut Priscilla.
“Bukan,
dia berpakaian putih, bercahaya, dia.. dia.. dia orang yang gue kenal.. tapi,
siapa dia??” katanya bingung dan mencoba mengingat. Saat itu dia tak ingat sama
sekali siapa sosok yang bercahaya itu.
Suasana
menjadi hening, tanpa sedikit pun ada seucap kata. Perasaan gelisah dihati
Lonela mulai muncul, perasaan was-was pun juga muncul dihati Nevada, Fal, dan
Priscilla. Tiba-tiba, tangan Lonela mengambil figura fotonya bersama seseorang
yang jatuh itu. Mata Lonela langsung terbelalak melihat dirinya bersama…..
“Refki…?!”.
The End
Thank's udah baca karya gue yang satu ini, nanti bakal ada cerita remaja selanjutnya. #minta komen yah ^_^