Visitor My Blog

Cerita Remaja : Cinta Itu Buta part 2

Judul : Cinta Itu Buta
Genre : Roman
Pemain Utama : Lonela, Refki, Refaldo
20 September 2012
Part 2

Bruuuk…
Aduuh… Nevada!!!
“Maaf ya, Lon..” gak sengaja minuman yang dibawa sama Nevada tumpah tepat dikaki Lonela yang masih sakit. Luka yang tadinya sudah kering, tapi ditambah jatuh terus ketumpahan minuman, jadi parah lagi.
“Aduuh…!!! Awww….” Rintih Lonela kesakitan gara-gara kakinya.
“Nevada…!!!!!”
“Maafin gue, guys…!!!”.

=::=
Suasana damai bisa di dapat Lonela, kalau dia lagi dikamar sendirian. Dia selalu mengingat wajah ayah dan ibunya. Terkadang dia menangis karena tak bisa melihat ayah dan ibunya, selagi mereka masih hidup dan bersama Lonela.
“Kenapa ayah sama ibu ninggalin Lonela?”.
Selalu itu yang diucapkan Lonela. Sering kali Bi Tum melihat Lonela duduk ditempat dulu dia bersama ayah dan ibunya. Dengan ucapan-ucapan indah dan disertai air mata penuh kasih saying dan kerinduan kepada ayah dan ibunya. Tk pernah Lonela berfikir kalau dunia itu jahat. Namun, Lonela slalu berfikir kalau dunia itu gelap tanpa ayah dan ibu. Sudah lama Lonela melamun, akhirnya lamunannya itupun disadarkan oleh Refki.
“Gue bawain buah nih buat loe, Get Well Soon ya…”.
Tiba-tiba dari arah balik pintu ada suara yang bagi Lonela dan Refki sudah tidak asing lagi. Namun, mereka tak memperdulikannya.
“Mau gue kupasin apel?”
“Biar gue aja yang ngupas..” dengan meraba-raba meja yang ada didekatnya, Lonelapun mendapatkan apel dan pisau.
“Sini.. gu kupasin aja.” Apel dan pisau yang ada ditangan Lonela berpindah ke tangan Refki.
“Gue kan udah minta maaf, maafin donk..” suara itu berkali-kali terdengar dari balik pintu kamar Lonela.
“Minta maafnya sama Lonela, bukan sama gue..” . “Loe mau janji gak? Gak bakal ceroboh lagi?” suara itu tambah terdengar jelas, siapa yang ada dibalik pintu?.
Kreeek…..
Sosok yang sudah tidak asing lagi.
Nevada! Priscilla!
=::=
“Gue udah maafin kok..”.
“Beneran, Lon? Sorry ya, gue janji deh gak bakal ceroboh lagi..” Nevada meminta maaf atas kejadian tadi, karena tadi belum sempet minta maaf.
“Iya Nevada…”.
“Udahkan ngomongnya? Sekarang.. gentian gue yang mau ngomong sama Lonela…” . “kalian berdua keluar..”.
Dengan perasaan kesal, Nevada dan Priscilla pun keluar.
“Mau ngomong apa, Ref?” kening Lonela mngerut karena penasaran dengan kelakuan Refki.
“Gue.. Emh… sebenernya gue itu……………….” Suara gugup dan tersedak-sdak semakin membuat Lonela penasaran.
“Mau ngomong apa?”
Beberapa menit berlalu…
Tangan Refki tiba-tiba meraih tangan Lonela.
“Jujur.. Gue… duuuh, susah gue ngomongnya… gue tu Cuma mau bilang, kalo gue suka sama loe..”
Ungkapan yang membuat Lonela dag dig dug itupun menimbulkan sebuah pertanyaan dalam benak Lonela.
“Ada satu pertanyaan buat loe, kenapa loe suka sama cewek gak sempurna kayak gue??”.
Suasana hening…
“Gue gak tau kenapa gue suka sama loe, kalo gue deket sama loe, rasanya gue seneng banget… gu gak mandang sempurna atau gak, karena bagi gue… gak ada manusia yang sempurna, gue pun gak sempurna.. dan bukan kesempurnaan yang menumbuhkan cinta, tapi cinta yang menumbuhkan kesempurnaan itu…”
Setelah mendengar jawaban Refki, Lonelapun tersenyum.
“Ref, makasih ya…” tiba-tiba Lonela memeluk Refki yang ada didekatnya.
“Maksud loe?” Refki bingung kenapa Lonela memeluk dirinya dengan perasaan yang berbeda.
“Makasih loe udah menyayangi gue.. dan menerima gue apa adanya..”
Refki tersenyum dan membalas pelukan Lonela.
“Ehem… ada yang jadian nih?????!!!!”.
=::=
Bintang menari bersama bulan seakan ikut merasakan kebahagiaan Lonela saat itu. Malam yang indah hanya bisa dirasakan Lonela bersama sang kekasih. Lonela duduk di depan rumah sambil menatap ke langit.
“Bintang itu kayak apa sih?” Lonela membuka percakapan mereka.
“Bintang itu kayak satu titik sinar yang indah banget.. Bintang sama bulan pasti bersama, dimana ada bulan, disitu pasti ada bintang walaupun tertutup awan…”
“Pengen deh, jadi bulan…” Lonela membayangkan seakan dirinya itu menjadi bulan.
“Kenapa?”
“Kan bulan selalu ditemenin sama bintang, jadi gak sendirian.” Dengan polos Lonela menjawab pertanyaan Refki.
“Gue yang bakal jadi bintang loe..”
Lonela tersenyum.
“Pernah gak sih? Loe berpikiran pengen bisa ngeliat?”
Lonela menggeleng.
“Kenapa?”
“Lebih baik gue ngerasain aja pake perasaan, karena perasaan itu lebih bener daripada melihat… apa yang kita lihat belum tentu itu benar…”
Melihat jarak duduk yang agak jauh, Refki pun mendekat. Lonelapun menyandarkan kepalanya dibahu Refki.
“I love you..”
=::=
Suasana kelas yang begitu rame membuat Lonela jenuh. Namun, selama Lonela berhubungan dengan Refki, harinya selalu terisi dengan keceriaan. Setiap bel istirahat, Refki selalu datang ke kelas Lonela. Di hari itu, hari yang membuat uap cemburu menghampiri Refki. Refki melihat Lonela sedang bersama seorang cowok yang gak asing baginya.
“Lonela..??”
Lonela yang mengenali suara itu langsung berdiri dan mencari arah suara itu.
“Refki?”
Tiba-tiba tangan Refki langsung mengepal dan melayang ke pipi Refaldo yang duduk di depan bangku Lonela karena melihat jidat Lonela yang berdarah. Spontan Refaldo langsung berdiri dan membalas Refki.
“Refki… Fal.. jangan berantem disini!!!”
=::=
“Sorry… gue udah salah paham sama loe..” Refki meminta maaf karena dia salah paham dengan Refaldo. Refaldo hanya menggangguk.
Sebenarnya jidat Lonela berdarah bukan karena Refaldo, tapi saat kelas gaduh tadi. Gak sengaja jidat Lonela terkena lemparan penghapus dan Refaldo Cuma membantu membersihkan lukanya.
“Maafin gue ya, Lon..”
Lonela hanya menjawab dengan senyuman dan tangannya memegang tangan Refki.
“Kan tadi malem, gue baru bilang, kalau apa yang kita lihat itu bukan berarti kejadian yang sebenernya…”
“Nah tuh.. makanya jangan buru-buru jadi orang!” Refaldo mneyahut dengan nada mengejek dan tatapan sinis.
Refki membalasnya dengan lirikan sinis masih sebel sama perlakuan Refaldo tadi.
Tiba-tiba Nevada datang dengan tergesa-gesa.
“Lon, ada berita bagus!!!”
=::=
Suara-suara gitar disekeliling Lonela terdengar indah. Seakan irama itu menari-nari ditelinga Lonela. Dulu Lonela selalu bermain gitar dan bernyanyi bersama ayah dan ibunya. Tiba-tiba jari Lonela memetik gitar itu dengan sendirinya. Petikan yang membuat orang disekitarnya terdiam untuk menikmatinya. Sungguh indah permainan gitar Lonela. Lonela pun terhanyut dengan permainannya sendiri, sampai-sampai Lonela tak menyadari orang disekitarnya ikut menyanyikan lagu yang sedang dia nyanyikan, ‘Detik Terakhir-Lyla’. Lagu itu, lagu terakhir yang dinyanyikan Lonela bersama orang tuanya sebelum orang tuanya meninggalkan Lonela. Tanpa disadari, air mata Lonela meluncur di pipi Lonela yang merah merona.
Lonela baru tersadar saat mendengar tepuk tangan dari sekitarnya setelah lagu yang dinyanyikannya selesai. Semua bersorak-sorai dan member pujian kepada Lonela. Lonela hanya tersenyum senang dan menghapus air matanya.
“mainan gitar loe bagus, Lon!! Keren!!”
=::=
Teet… teet…
Suara bel rumah Lonela bunyi. Pertanda ada orang yang ingin bertamu.
Bi Tum pun membuka kan pintu.
Seorang cowok berkacamata berdiri dihadapannya dengan raut wajah cemas.
“ada apa ya?” Bi Tum menanyakan apa maksudnya datang ke rumah Lonela.
“Lonela ada, Bi?”
“Ini mas Refki kan? Oow, Neng Nela belum pulang, ada apa ya?”
Spontan raut wajah Refki langsung kaget dan makin cemas. Karena sepulang sekolah tadi, Lonela gak ada. Perasaan was-was datang ke hati Refki dan selalu bertanya-tanya.
“Kalau Lonela gak ada dirumah?! Kemana Lonela??!”
………………………………………………………………………………..

Bersambung. . .